MAKALAH
PEMBUKAAN
TAMBANG BAWAH TANAH
“METODE SHRINKAGE STOPING”
Disusun Oleh :
PATRICK PONTORORING
11 311 077
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI DAN KEBUMIAN
UNIVERSITAS SAINS DAN
TEKNOLOGI JAYAPURA
PAPUA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang.
Pertambangan
adalah Ilmu yang mempelajari tentang pekerjaan pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan
pada mineral – mineral dan batuan yang memiliki nilai ekonomis.
Penambangan
adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian (mineral berharga) pada
saat itu dari dalam kulit bumi baik penggalian yang dilakukan dipermukaan
maupun dibawah permukaan bumi, sedangkan tambang merupakan tempat menggali (mengambil)
hasil dari dalam kulit bumi berupa bahan galian (mineral berharga).
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang
dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai
arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat
memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan faktor keamanan dan
keselamatan kerja yang baik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat
ditimbulkannya.
Secara
garis besar sistem penambangan terbagi atas 3, yaitu :
· Tambang
Terbuka (Surface Mine)
· Tambang
Bawah Tanah (Underground Mine)
· Tambang
Bawah Air (Underwater Mine)
Biasanya
cebakan bagian dekat permukaan yang secara ekonomis ditambang secara tambang
terbuka, sedangkan bagian yang lebih dalam akan ditambang secara tambang dalam.
Klasifikasi sistem tambang bawah tanah yang dikenal saat ini sangat banyak, walaupun
demikian pada dasarnya sistem tambang bawah tanah dapat dikelompokan menjadi
tiga bagian, yaitu :
1.
Stope dengan penyanggaan alamiah
· Open
stope dengan underhand stoping.
· Open
stope dengan overhand stoping.
· Open
stope dengan breast stoping (room and pillar).
2.
Stope dengan penyanggaan buatan
· Cut
and fill stoping.
· Shrinkage
stoping.
· Square-set
stoping.
· Stull
stoping.
· Longwall
mining.
· Undercut
and fill.
· Top
slicing.
3. Metode
caving
· Sublevel
caving.
· Block
caving.
Adapun
maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mahasiswa dapat memahami sistim
penambangan bawah tanah.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui apa itu
metode Shrinkage Stoping.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Penjelasan
Umum.
Tambang bawah tanah (Undergrond Mine) mengacu pada metode pengambilan
bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa
diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal.
Karena
letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat
untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk tersebut dapat dibedakan menjadi
beberapa, yakni:
a.
Ramp
Jalan
masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah menuju
kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau
alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
b.
Shaft
Berupa
lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan mineral.
Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
c.
Adit
Yaitu
terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat di sisi bukit atau
pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Ada
dua tahap utama yang terdapat pada metode tambang bawah tanah, diantaranya:
1.
Development (pengembangan)
Pada tahap development semua
yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
2.
Production (produksi)
Tahap production adalah
pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope
(lombong).
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan
panjang terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus
untuk mengalirkan udara ke semua sudut terowongan.
Pekerjaan ini menjadi tugas
tim ventilasi tambang. Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi
juga mesti memastikan agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel
dan gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar.
Untuk memaksa agar udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas)
raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula
penyangga -penyangga
terowongan. Berbagai metode - metode penyanggaan
(ground support) telah dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan
kinerja dan juga keselamatan semua pekerja.
2.2.
Metode Shrinkage Stoping.
Shrinkage
stoping adalah salah satu metode
tambang bawah tanah yang kegiatan penggaliannya
dilakukan secara over hand. Development yang diperlukan untuk shrinkage stoping yaitu
dengan membuat drift pada setiap level, dari drift ini kemudian dibuat raise
yang dipergunakan untuk Orechute dan Munway. Ore diledakkan dan broken ore yang
diperoleh dibiarkan menimbun. Demikian seterusnya hingga diperoleh timbunan
sampai batas tertentu.
Tiap bagian (slices) dibor dan diledakkan dari bawah, tumpukan hasil
peledakan itu akan dibiarkan di lantai untuk dipakai sebagai:
· Tempat berpijak untuk pemboran berikutnya.
· Penyangga batuan samping (country rock).
Karena batuan yang diledakkan itu selalu bertambah volumenya, maka pertambahan
volume itu dikeluarkan dari tambang.
Tetapi bila nanti blok yang bersangkutan sudah selesai ditambang, maka seluruh
hasil penggalian yang berupa broken ore diambil semua, dan lombong akan kosong.
Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang
besar, kemiringan 50˚- 90˚
(sleeply). Metode ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih
dihancurkan secara metode overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope.
Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan maka sekitar 35% dari volume
batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan
yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan
atap.
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas
pekerja dapat disangga dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope
secara otomatis akan disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan
bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara keseluruhan, membentuk stope
yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope atau metode shrinkage stoping
general. Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak
diinginkan, maka stope dapat diisi oleh waste yang berasal dari stope atau
kegiatan diatasnya, dalam kasus ini membentuk filled stope atau metode
shrinkage and fill.
Development yang dilakukan mirip dengan sublevel
stoping, kecuali tidak mempunyai sublevel. Penambangan bijih
dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian bawah mengarah keatas melalui suatu
manway. Manway dibuat dekat pillar vertical yang memisahkan stope yang
berdekatan. Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet.
Metode lain untuk masuk ke dalam stope adalah melalui
atau membuat “Cribbed manway” dari suatu haulage drift menembus bijih lepas.
Cribbed manway ini selalu diperpanjang mengikuti kemajuan penggalian bijih.
Apabila penggalian dalam stope telah selesai dan bijih telah diambil. Pillar
dapat ditambang dengan meledakan dalam suatu stope yang telah kosong atau menggunakan
“Square set timber supports”.
Pada Gambar 2.2, Raise dibuat berdekatan dengan pillar
vertikal disetiap sisi stope. Sedangkan crosscut dibuat untuk mengawali
penambangan bijih setiap interval 25 feet, sehingga pilar vertikal akan terbagi
menjadi beberapa “Rib pillar”. Bijih lepas kemudian digali dengan sistim
penggarukan melalui sebuah “Grizzly bars” yang terletak pada “scram level”
sebelum dimuat kereta tambang di bawahnya.
Grizzly tersusun atas sejumlah balok besi sejajar dengan
jarak 4 sampai 8 inchi yang ditempatkan di bagian atas chute untuk menghindari
tersumbatnya chute ini oleh gumpalan bijih yang besar. Grizzly ini juga
mencegah terperosoknya pekerja dalam chute. Bingkah yang bijih berukuran besar
dapat diperkecil (secondary blasting) langsung di dalam stope atau pada grizzly
pada “scram drift” bersangkutan.
2.3.
Stuktur
Shrinkage Stoping.
Pada
shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal slice, dimulai dari bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian
dari ore yang hancur ditinggalkan di stope yang telah ditambang, yang berfungsi
sebagai platform kerja untuk menambang ore bagian atas dan untuk mensupport
dinding-dinding stope. Melalui blasting, batuan menambah volume yang didudukinya
sekitar 50%, oleh karena itu 40% dari ore yang telah di blasting harus diambil
secara kontinyu selama penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom
antara atas dan bawah ore yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke
batas atas dari stope yang direncanakan, hal ini dihentikan, dan sisanya yang
60% dari ore dapat di ambil. Ore body yang lebih kecil dapat ditambang dengan
satu stope, area yang lebih besar dari ore body dibagi atas beberapa stope yang
terpisah oleh pillar untuk menstabilkan hanging wall.
Pillar
biasanya dapat diambil setelah penambangan yang reguler selesai. Sub level
stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand. Dengan
menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stull timber yang menyanggan dan
melintang pada Sub level stoping dipasang pada geometri yang
sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih,
membentuk corong dan manway lining, dan sebagai penyangga lekat.
2.4.
Syarat, Aplikasi dan Development pada Shrinkage Stoping.
2.4.1.
Syarat.
Syarat yang diperlukan untuk metode shrinkage stoping
antara lain, sebagai berikut :
a. Cocok untuk batuan kuat.
b. Endapan mempunyai kemiringan lebih
dari 70o.
c. Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
d. Endapan bijih memiliki nilai yang
tinggi baik kadar maupun harganya.
e. Endapan bijih harus homogen atau
uniform.
f. Penambangan tidak selektif.
g. Bukan merupakan endapan Sulfida
(Fe), karena endapan Sulfida harus dengan metode selective mining, hal ini guna
menghindari pengaruhnya pada air asam tambang.
2.4.2. Aplikasi.
pengaplikasian yang dilakukan untuk metode shrinkage
stoping antara lain, sebagai berikut :
a.
Ideal untuk bijih dengan kemiringan 50 – 90 (steeply)
yang lebih besar dari sudut gelincir broken ore.
b.
Urat sempit sampai lebar.
c.
Badan bijih dengan bentuk teratur untuk menghindari
losses dan dilusi.
d.
Ketebalan bijih lebih dari 5 meter.
e. Hanging wall dan Footwall dinding cukup stabil, sehingga
tidak terjadi crushing dan spalling bila broken ore diambil.
f.
Untuk bijih yang broken orenya tidak menggumpal bila
ditumpuk dalam waktu lama di dalam stope.
g.
Bijih harus kuat, sehingga penyanggan pada atap bisa
seminimal mungkin.
h.
Kadar sebaiknya seragam, karena tidak memungkinkan
sorting.
2.4.3.
Development.
Development untuk shrinkage stoping terdiri atas
:
a. Drift pengangkutan sepanjang bagian
bawah stope.
b. Crosscut ke ore di bagian bawah
stope.
c. Finger raise dan cones dari crosscut
ke undercut.
d. Undercut atau lapisan bawah stope 5 – 10 m di atas drift pengangkutan.
e. Raise dari level pengangkutan
melalui undercut ke level utama untuk menyediakan akses dan ventilasi ke stope.
2.5.
Keuntungan dan
Kerugian pada Metode Shrinkage Stoping.
2.5.1.
Keuntungan.
Keuntungan yang dicapai bila menggunakan metode shrinkage
stoping, antara lain :
a. Biaya pembuatan
Ventilasi dan Development yang rendah
b. Sederhana dan
mudah untuk dikerjakan
c. Mengeliminasi hand – loading.
d. Dapat langsung berproduksi.
e. Mining Recovery tinggi.
f. Sejumlah besar
pekerja dapat bekerja di dalam stope.
2.5.2.
Kerugian metode Shrinkage stoping.
Kerugian yang dicapai bila menggunakan metode shrinkage
stoping, antara lain :
a. Kondisi kerja yang sulit dan berbahaya.
b. Kondisi lantai
(tempat pijakan yang terdiri dari broken ore) kurang nyaman untuk pergerakan
para pekerja dan peralatan.
c. Bijih ditinggal
dalam stope untuk waktu yang lama, sehingga investasi tidak segera kembali.
d. Badan bijih
yang terletak pada waste rock tidak bisa ditambang.
e. Metode ini mempunyai persyaratan yang sangat
ketat dan hanya cocok untuk bijih tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
penulisan makalah ini, antara lain :
1. Tambang Bawah
tanah merupakan sistim penambangan yang mengacu pada pengambilan material
berharga yang dihubungkan dengan terowongan agar dapat mencapai lokasi
tersebut.
2. Metode
Shrinkage stoping merupakan metode dengan membuat Drift pada setiap level dan
kemudian dibuat Raise yang kemudian ore akan diledakkan menjadi broken ore
sehingga akan menjadi tertimbun.
3. Metode
shrinkage stoping memiliki beberapa syarat dan aplikasi dalam pembuatannya
salah satunya endapan bijih harus seragam dan homogen.
4. Metode
shrinkage stoping memiliki kerugian yaitu : kondisi kerja yang sulit dan berbahaya,
tempat pijakan yang kurang nyaman, dst. Dan keuntungan yang yaitu : biaya
development dan pembuatan ventilasi yang terbilang cukup murah, pendapatan
Mining Recovery tinggi, dst.
3.2.
Saran.
Adapun
saran yang dapat penyusun berikan, antara lain :
1. Adanya
perasaan saling menghargai diantara mahasiswa dengan dosen yang mengajar,
khususnya kepada mahasiswa terhadap dosen, agar dapat tercipta suasana yang
nyaman di ruangan.
2. Mungkin perlu
dilakukan pembuatan simulasi kecil terhadap metode penambangan bawah tanah,
agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti sehingga dapat membedakan metode
penambangan antara satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kresno. 1998, Metode
Tambang Bawah Tanah, Jurusan Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Ir. Yanto Indonesianto, Msc. 1998, Persiapan Pembukaan Tambang Bawah Tanah,
Jurusan Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar