MAKALAH
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
"Alat-alat Mekanis"
"Alat-alat Mekanis"
Disusun Oleh :
PATRICK PONTORORING
11 311 077
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN KEBUMIAN
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi di era modern ini manusia dituntut
dalam menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuannya secara cepat dan
tepat.
Di dunia pertambangan pekerjaan yang dilakukan dituntut untuk dapat
mencapai target produksi yang diinginkan, oleh sebab itu dibutuhkan teknologi
yang dapat membantu dalam menyelesaikan target produksi yang ingin dicapai.
Pemindahan tanah mekanis adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), penimbunan (dumping), perataan (spreading and leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau
batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat berat).
Oleh karena itu peralatan mekanis yang telah
diciptakan dapat membantu dan mempermudah dalam setiap aspek pekerjaan yang
dilakukan.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Adapun
maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
1.
Mahasiswa
dapat mengerti dan memahami apa saja alat – alat pemindahan tanah mekanis
2.
Mahasiswa
dapat memahami prinsip kerja dari tiap – tiap alat mekanis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Alat Gusur
Alat gusur adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi energi mekanik,
bentuk nyata dari energi mekanik adalah berupa gaya dorong/gusur yang dalam
bahasa inggrisnya disebut juga “Dozing” (alatnya berupa Dozer), namun apabila
energi mekanik berupa tarikan oleh gaya tarik maka disebut alat tarik
(Tractor). Dan tractor yang dilengkapi alat gusur berupa blade disebut
“Bulldozer”. Dengan demikian tractor merupakan penggerak utama untuk alat
Bulldozer.
2.1.1.
Bulldozer
Bulldozer adalah alat mekanis yang menggunakan
tractor sebagai penggerak utamanya yang diperlengkapi dengan dozer attachment berupa blade. Bulldozer dirancang sebagai alat
berat yang diberi kemampuan untuk mendorong ke muka atau depan.
Dalam menentukan bulldozer jenis apa yang akan
dipakai maka harus dipertimbangkan faktor – faktor sebagai berikut :
§ Ukuran yang dibutuhkan
§ Macam pekerjaan yang akan dilakukan
§ Jenis permukaan tanah dimana bulldozer itu akan
bekerja
§ Kekompakan dari jalan lintas
§ Kelicinan dari jalan lintas
§ Kemiringan dari jalan lintas
§ Jarak jalan lintas
A. Kegunaan
1.
Sebagai alat pembabat atau penebang
Buldoser
mampu membersihkan lokasi dari semak-semak, pohon besar/ kecil, sisa pohon yang
sudah ditebang, menghilangkan/ membuang bagian tanah atau batuan yang
menghalangi pekerjaan- pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan ini
dapat dikerjakan sebelum pemindahan tanah itu sendiri dilakukan atau dikerjakan
bersama-sama. Pembabatan ada beberapa cara, tergantung dari
keadaan lapangan; bila daerah itu hanya ditumbuhi semak dan pohon kecil dengan
diameter yang kurang dari 10 cm, cukup langsung didorong. Kalau diameternya
agak besar (10 cm < ∅ < 25 cm) dan akarnya kokoh, ada dua cara untuk
merobohkannya, yaitu :
Pertama, Didorong beberapa kali dengan perlahan supaya bagian pohon yang kering
gugur, lalu didorong secara mendadak dengan sedikit mengangkat sudunya sampai
pohon roboh. Kedua, Pohon dilingkari dengan rantai lalu ditarik oleh
dia buah Buldoser.
Jika diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga
cara yang dapat dilakukan, yaitu : Pertama, Tanah
disekeliling pohon digali supaya
akar-akarnya putus, lalu pohon didorong. Kedua, Bila pohon tidak
roboh, pohon dililit dengan rantai lalu ditarik Buldoser, tetapi jika di lokasi
terdapat dua atau tiga Buldoser, lebih baik jika ditarik dengan Buldoser pada
arah masing-masing menerong agar supaya lebih aman. Ketiga, Jika dengan cara-cara di atas pohon itu tetap tidak roboh,
batang digergaji, kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.
Jika di lokasi proyek terdapat bongkahan batu besar yang
mengganggu pekerjaan, maka batu harus dicongkel dan didorong dari sebelah luar
sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya sampai pada batas luar daerah kerja. Jika batu tersebut ada
disebuah lembah, maka lerengnya harus digali dulu agar tidak terlalu curam, sebab
ada kemungkinan Buldoser akan terbalik.
2.
Pioneering
Pioneering atau pekerjaan perintisan merupakan kelanjutan
dari pekerjaan pembabatan. Pekerjaan merintis meliputi : pekerjaan perataan tanah, pembuatan jalan darurat untuk
transportasi alat mekanis, dan pembuatan saluran air untuk drainase tempat
kerja.
3.
Gali / angkut jarak pendek
Adalah
menggali lalu mendorong tanah galian itu ke suatu tempat tertentu, misalnya
pada pembuatan jalan raya, kanal, dan sebagainya. Bila kondisi jalan tidak
licin, penggunaan Buldoser roda karet akan lebih efisien. Jika dibandingkan
dengan cara pemindahan tanah yang lain, pada tahap-tahap tertentu cara gali/
angkut menggunakan Buldoser tidak selalu ekonomis; penggunaan Buldoser untuk
gali angkut sangat efisien jika: (1) jarak dorong Buldoser roda besi < 200
ft, dan untuk roda karet < 400 ft, pemakaian lebih dari itu sangat tidak
efisien, dan (2) volume material yang akan dipindahkan tak lebih dari 500 m3; jika lebih dari itu penggunaan Buldoser perlu
dipertimbangakan lagi.
4.
Pusher loading
Adalah
membantu Power Scrapper konvensional (standar) dalam mengisi muatan.
Bantuan Buldozer itu diperlukan untuk menambah tenaga agar
diperoleh kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
5.
Menyebarkan material
Maksudnya
adalah menyebarkan tanah ke tempat-tempat tertentu dengan ketebalan yang dikehendaki; misalnya material yang ditumpuk
disuatu tempat oleh truck atau alat angkut lainnya.
6.
Penimbunan kembali
merupakan pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas
lubang-lubang galian seperti menutup kembali gorong-gorong di bawah tanah,
penimbunan lubang fondasi atau tiang penyangga bangunan besar (jembatan, menara
beton, dan lain-lain), dan menutup kembali pipa minyak, pipa gas alam, atau
pipa air minum bila sudah terpasang.
7.
Trimming dan Sloping
Yaitu
pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat; misalnya tanggul, dam,
kanal besar, tepi jalan raya, dan sebagainya. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh operator yang sudah berpengalaman, lebih – lebih jika sudut kemiringannya
besar, sebab ada kemungkinan Buldoser tergelincir ke
bawah.
8.
Ditching
Adalah
kegiatan menggali saluran / selokan / kanal
yang penampangnya berbentuk U atau V.
9.
Menarik (Winching)
Yaitu
pekerjaan untuk menarik benda – benda berat atau peralatan mekanis yang sedang rusak, agar
dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
10. Memuat
Menggunakan Buldoser diperlukan pada kondisi-kondisi
tertentu, misalnya medan dengan topografi tertentu truck tak dapat langsung
dikendarai menuju lokasi. Buldoser dapat digunakan untuk memuat truck tersebut.
B. Macam – macam Bulldozer
Macam
– macam bulldozer berdasarkan attachment – nya dapat dilihat dari bentuk
bladenya, yakni :
1.
Straight
blade (S-blade)
Blade
jenis ini paling cocok untk segala jenis lapangan / medan kerja
2.
Straight
rake
Berupa
garpu dan cocok untuk pekerjaan pembersihan semak – semak atau pembersihan akar
– akar yang tidak terlalu dalam dan besar.
3.
Universal
blade (U-blade)
Pada
kedua sisi blade dilengkapi dengan sayap yang berfungsi untuk memperkecil
kehilangan material hasil gusuran mengarah ke dumping. Biasanya digunakan untuk
pekerjaan reklamasi, stockpiling, dan blending.
4.
Angle
Blade (A-blade)
Dibuat
untuk posisi lurus dan menyudut. Biasanya digunakan untuk pekerjaan pembuangan
ke samping, pembukaan jalan, dan penggalian saluran
5.
Cushion
blade (C-blade)
Blade
jenis ini dilengkapi dengan bantalan karet yang berguna untuk meredam tumbukan.
C. Cara Kerja Bulldozer
1.
Metode
penggusuran
a. Down hill dozing
Pada
metode ini cara kerja bulldozer adalah selalu mendorong ke arah bwah, jadi
mengambil keuntungan dari bantuan gaya gravitasi untuk menambah tenaga dan
kecepatan.
b. High wall or float dozing
Bulldozer
menggali beberapa kali, lalu mengumpulkan galian menjadi satu dan mendorong
dengan hati – hati pada lereng yang curam. Sebelum seluruh tanah habis meluncur
ke lereng, bulldozer harus direm agar tidak terjungkir atau terjungkal masuk ke
dalam lereng.
c. Trench or slot dozing
Bulldozer
yang menggali melalui satu jalan yang sama akan menyebabkan terbentuknya
semacam dinding di kiri kanan bilah yang disebut “spilages” sehingga pada
pendorongan tanah berikutnya tidak ada tanah yang keluar atau tercecer ke
samping bilah (blade).
2.
Metode
pembabatan pada “Land clearing”
Land
clearing adalah semua pekerjaan pembersihan tempat kerja dari semak – semak,
pohon – pohon besar dan kecil, sisa pohon yang sudah ditebang kemudian membuang
tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan selanjutnya. Penentuan jumlah
bulldozer yang digunakan dalam land clearing didasarkan pada kemampuan kerja
alat tersebut untuk setiap macam pekerjaan pada satuan luas tertentu. Untuk
memperkecil hambatan – hambatan yang mungkin terjadi sehingga bisa meningkatkan
efisiensi, meningkatkan dan menekan biaya operasi maka perlu dipikirkan faktor
– faktor yang menunjang pelaksanaan pekerjaan diantaranya adalaha metode
pembabatan dan cara penebangan.
a. Metode Ulir
Metode
ulir dibagi menjadi tiga berdasarkan arah gerakan kerja bulldozer dalam
melakukan pembabatan, diantaranya :
§ Penebangan dengan metode perimeter
Metode
ini dipakai untuk membuka suatu daerah yang datar. Bila suatu plot yang akan
dibuka telah ditentukan, maka bulldozer mulai membuka dari sebelah luar ke
dalam dengan gerakan berlawanan arah jarum jam mengelilingi plot tersebut.
Penimbunan
dilakukan dari sebelah dalam ke arah ke dua sisi dari plot tersebut. Ukuran
plot dapat dibuat menurut kondisi medannya, misalnya lebar plot antara 50 – 100
m dengan panjang yang dikehendaki sesuai medannya.
§ Metode Out crop
Setelah
plot – plot ditentukan letak dan ukurannya maka bulldozer mulai membuka dari
sebelah dalam ke arah luar plot dengan gerakan searah jarum jam penimbunan
dilakukan dari arah luar ke dalam sehingga timbunan berada di dalam plot.
§ Metode Pegas ulir (Harrowing)
Kerja
bulldozer dalam melakukan penebangan atau pembabatan bergerak sesuai gari yang
serupa pegas ulir.
b. Metode Contour
Dilakukan pada daerah yang berbukit dimana bulldozer mulai melakukan
penebangan dari arah bukit menuju ke bawah, timbunan dibuat pada daerah kontur
atau garis ketinggian. Sedangkan untuk semak belukar bisa dilakukan suatu pola
dimana pembabatan dan penimbunan dilakukan bersamaan.
c. Metode Zig – zag
Bulldozer mendorong / merobohkan / menebang pohon dengan desakan ke kanan.
Setelah roboh bulldozer mundur berbalik arah kirinya lalu menebang pohon di
sisi kiri menurut garis lurus.
2.1.2.
Ripper
Sebenarnya alat garuk (Ripper) berfungsi
untuk membantu Buldoser
dalam mengatasi batu-batu yang keras. Bulldozer yang
bekerja sendiri tanpa
dibantu oleh Ripper
dalam menghadapi batu-batu
yang keras, hasil kerjanya
tidak semaksimal seperti
kalau dibantu dengan Ripper. Kekuatan Ripper tergantung
pada kemampuan gigi – giginya untuk masuk
ke dalam tanah dan kekuatan Bulldozer yang digunakan sebagai mesin penarik Ripper itu sendiri.
A. Kegunaan
1.
Membantu
Buldoser pada waktu pembersihan lapangan, yaitu dengan melewatkan Ripper bebarapa kali, sehingga
sebagian besar akar-akar pohon yang dilewati akan terputus, sehingga kerja Buldoser menjadi lebih ringan.
2.
Dengan
gigi-giginya pohon dapat ditimbangkan tanpa harus menggali tanah disekeliling pohon itu.
3.
Membantu Power
Scrapper ditempat-tempat yang bertanah keras; misalnya lumpur yang kering dan mengeras karena sinar matahari, akan lebih mudah ditangani oleh Power Scrapper
jika sebelumnya telah dilalui beberapa kali oleh Ripper.
4.
Membuat
parit kecil untuk mengalirkan genangan air.
5.
Merobek pavemet
yang terbuat dari ubin, beton, atau aspal yang sangat sukar jika digali dengan alat lain.
6.
Merusak
jalan atau landasan pesawat terbang yang terbuat dari beton. Perusakan harus dimulai dari ujung landasan, supaya gigi Ripper dapat mencongkel lapisan beton tersebut dari bawah.
B. Macam – macam Ripper
Macam
– macam jenis ripper dibedakan menurut keadaannya, yaitu :
1.
Ripper yang
berupa alat tersendiri
2.
Ripper yang
diarik oleh kendali (kabel dan hidraulik)
3.
Ripper yang
sekarang dikenal, dapat dipasangkan dengan bulldozer (yang berfungsi sebagai
traktor)
2.2.
Alat Gali Muat
Alat gali merupakan alat yang berfungsi untuk menggali
material dimana asal kata bahasa inggris yaitu “Excavator” yang berarti
Penggalian dan berasal dari kata “Excavate” yang berarti Menggali. Untuk pengambilan
dan pemuatan material ke atas alat
angkut (truck, lori, dan sebagainya) dipergunakan
alat pemuat yang sangat banyak macamnya,
karena keadaan lapangan kerja sangat beragam.
Dasar pemilihan ukuran dari alat gali dan muat adalah :
§ Adanya jaminan keselamatan kerja (safety)
§ Ongkos gali dan muat seminimum mungkin
§ Sinkronisasi dengan alat PTM lainya
§ Penyesuaian dengan kondisi kerja
2.2.1.
Power Shovel
Power Shovel merupakan skop mekanis yang amat besar. Alat
ini digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin
diesel, atau dapat juga motor listrik. Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya
sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horisontal maupun vertikal. Untuk dapat mempertimbangkan ukuran
power shovel dan jenis roda penggerak yang akan dipakai, maka harus dilihat
dari hal – hal dibawah ini, diantaranya :
§ Jenis material yang akan digali
§ Tinggi jenjang (bank)
§ Sudut putar (angle of swing)
A. Macam – macam Power shovel
Berdasarkan
roda penggeraknya, power shovel terdiri dari :
1.
Crawler
mounted power shovel, yaitu bucket pada power shovel jenis ini dapat bergerak secara
bebas
2.
Wheel mounted
power shovel, yaitu power shovel yang memiliki roda untuk berjalan
3.
Truck mounted
power shovel, yaitu merupaka penggabungan antara power shovel dan truck
B. Cara kerja dan penggunaan Power Shovel
Power shovel dalam melakukan
pekerjaannya sebagai alat muat, yaitu dengan cara mangkuk/bucket (dipper)
dikerukkan dari bawah menengadah ke atas pada kaki jenjang material atau pada
kaki timbunan hasil bongkaran (hasil peledakan). Setelah dipper penuh kemudian
kabinnya berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi bucket ke dalam
bak truck dengan membuka dasar dipper dengan cara menarik grendel (latch)
sehingga isi dipper pun tertumpah secara otomatis.
Bila
power shovel sebagai alat gali, maka alat berat “counter weight” nya lebih
besar dibanding, apabila power shovel sebagai alat muat pada ukuran dipper yang
sama.
1.
Power shovel
sebagai alat gali
a. Untuk membuat tanggul
b. Untuk menggali secara datar
c. Untuk membuat lereng
d. Untuk menggali ke arah daerah yang lebih rendah
e. Untuk membuat parit
2.
Power sovel
sebagai alat muat
a. Memuat ke alat angkut
b. Membuang material ke samping
c. Menimbun ke atas tumpukan material
d. Menimbun ke dalam hopper
2.2.2.
Dozer Shovel
Dozer shovel sering disebut juga “Loader” dan dapat
dikatakan belum lama digunakan pada dunia konstruksi dan bucket dipergunakan
sebagai “attachment” yang lain pada tractor menggantikan blade, karena
bulldozer hanya dapat mendorong material dan kelebihan material tercecer ke
pinggir.
Dozer shovel sendiri merupakan alat yang digunakan
untuk memuat material ke dalam alat angkut.
Untuk menggali bucket harus didorong pada material
dan jika telahpenuh tractor mundur dan bucketnya diangkat ke atas untuk
selanjutnya material ditumpahkan di tempat yang dikehendaki.
A. Macam – macam Dozer shovel
Dilihat
dari roda penggeraknya ada dua macam dozer shovel, yaitu :
1.
Crawler
mounted dozer shovel
yaitu
penggeraknya memakai roda rantai
2.
Wheel mounted
dozer shovel
yaitu
penggeraknya memakai roda ban atau biasa juga sering disebut dengan “Wheel
Loader”
B. Cara kerja dan penggunaan Dozer shovel
Jika
daerah sekitar material yang digali adalah datar, maka dozer shovel dapat
bekerja dengan leluasa dalam posisi yang menyenangkan.
Dozer
shovel sangat cocok dipakai untuk :
1.
Membuat
“Basement”
2.
Mendorong
onggokan material atau tanah kemudian dimuatkan pada truck
3.
Pekerjaan
penggusuran atau penggalian yang bidang kerjanya satu level dengan dozer shovel
itu sendiri
4.
Sangat baik
dan ekonomis apabila dozer shover ini digunakan untuk pekerjaan pemuatan pada
truck dengan jarak onggokan dari truck.
5.
Sebaiknya
dozer shovel jangan melayani pemuatan truck dengan melakukan pemutaran lebih
dari 90˚.
2.2.3.
Backhoe
Adalah alat penggali yang cocok untuk menggali
parit atau saluran – saluran. Gerakan bucket (dipper) dari backhoe pada saat
menggali arahnya adalah ke arah badan (body) backhoe itu sendiri. Jadi tidak
seperti power shovel dimana arah penggaliannya menjauhi badan power shovel.
A. Macam – macam Backhoe
Macam
– macam backhoe berdasarkan penggerak dipper-nya terdiri atas :
1.
Hydraulically
operated hoe (Crawler mounted hydraulically operated hoe dan Wheel mounted
hydraulically operated hoe)
2.
Cable
operated hoe
B. Cara kerja Backhoe
Backhoe
melakukan penggalian dengan menempatkan dirinya diatas jenjang (bench). Setelah
dipper terisi penuh, boom diangkat kemudian memutar ke arah truck yang
menempatkan pada posisi untuk dimuati dan dipper menumpahkan galiannya pada bak
truck.
Secara
umum pola pemuatan ada 4 kelompok besar, yaitu :
1.
Berasarkan
dari jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati terhadap posisi backhoe
2.
Berdasarkan
dari posisi truck untuk dimuati hasil galian backhoe
3.
Berdasarkan
cara manuvernya
4.
Berdasarkan posisi
penggalian alat muat
Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi truck
untuk dimuati terhadap posisi backhoe (biasa disebut pola gali muat) maka ada 3
pola, yaitu :
§ Single Back up, Truck memposisikan untuk dimuati
pada satu tempat
§ Double Back up, Truck memposisikan diri untuk
dimuati pada dua tempat
§ Triple Back up, Truck memposisikan diri untuk
dimuati pada tiga empat
Berdasarkan dari posisi truck untuk dimuati hasil
galian backhoe (pola galian muat), maka terdapat 2 pola, yaitu :
§ Bottom loading, dimana posisi backhoe dan truck
pada satu level (sama – sama diatas jenjang)
§ Top loading, dimana posisi backhoe diatas jenjang
dan truck berada di bawah jenjang
Berdasarkan posisi penggalian alat muat, pemuatan
dibagi menjadi 4 pola, diantaranya :
1.
V – shape loading
Untuk
menggali maka harus di dorong ke arah permukaan kerja. Jika mangkuk telah penuh
“prime mover” : mundur dan mangkuk diangkat ke atas untuk selanjutnya material
diangkut ke suatu tempat penimbunan atau dimuatkan ke atas alat angkut. Gerakan
yang dilakukan membentuk huruf “V”.
2.
I – shape
loading
Dalam
pola pemuatan ini gerakan dari wheel loader hanya maju mundur, sedangkan
gerakan dari Dtjuga maju mundur tetapi memotong arah gerakan dari wheel loader.
Gerakan yang dilakukan membentuk huruf “I”.
3.
Cross loading
Dimana
gerakan dari wheel loader hanya maju dan mundur, sedangkan gerakkan dari
trucknya adalah maju dan memotong arah gerakkan dari wheel loader.
4.
Chain loading
Dimana
gerakan dari alat muat maju mundur, sedangkan gerakan dari truck setelah dilakukan
pengisian bergerak maju secara terus – menerus. Biasanya diterapkan pada
tambang terbuka dengan produkasi per hari yang relatif tinggi.
2.2.4.
Dragline
Alat ini hanya dipakai maksimum untuk batuan yang relatif lunak
atau yang sudah lepas (loose materials),
jadi bukan digunakan pada lapisan batuan keras dan kompak. Dragline dipakai untuk meggali
material yang berada di bawah tempat alat itu berdiri. Alat penggerak yang
dipakai persis sama seperti Power shovel.
A. Macam – macam Dragline
Didasarkan
pada mounted-nya, dragline digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Crawler
mounted dragline
2.
Wheel mounted
dragline
3.
Truck
mountedd dragline
Berdasarkan berat bucket (pada ukuran yang sama)
ada tiga macam bucket, yaitu :
§ Light bucket, untuk menggali “loose dry material”
§ Medium bucket, digunakan untuk general purpose dan
dapat untuk menggali “compacted sand” atau “loose sand”
§ Heavy duty bucket, untuk menangani “broken rock”
atau “abrasive material”
B. Cara kerja dan penggunaan Dragline
Kemampuan
kerja setiap dragline berubah – ubah, tergantung pada panjang boom dan boom
angle. Semakin besar panjang boom maka bucket dapat diganti atau dirubah
sehingga boom angle-nya menyesuaikan.
1.
Maximum
digging depth
Kedalaman
penggalian maksimum dragline tergantung pada jenis dan sifat tanahnya serta
kondisi tanah pada lereng jenjang. Dragline pada umumnya dioperasikan untuk
menggali soft material (soil) yang biasanya merupakan “water saturated soil”
yang mempunyai “angle of repose” kecil. Apabila “toe” dari material yang
mempunyaio angle of repose kecil maka biasanya akan dipilih dragline dengan
boom yang panjang. Karena semakin kecil maka akan semakin jauh toe dari pusat
timbunan.
2.
Maximum
digging reach
Jangkauan
penggalian maksimum dragline tidak hanya tergantung pada kondisi atau keadaan
tanah saja, tetapi juga tergantung pada panjang dari boom-nya. Selain itu juga
tergantung pada keahlian dan keterampilan operator dalam menunkamkan bucket.
3.
Dumping
radiur
Radius
penumpukan material dari dragline bervariasi, tergantung pada boom angle-nya.
Apabila boom-nya ditegakkan maka “dumping radius” akan semakin kecil, yang
artinya boom angle semakin besar.
4.
Maximum
dumping height
Ketinggian
penimbunan maksimum dragline dapat diatur dengan merubah boom angle dan digunakan
untuk mengontrol ketinggian efektif dari “spoil banks” namun demikian perlu
diingat bahwa semakin besar boom angle memang “dumping height”-nya semakin
besar tetapi mengakibatkan “digging reach-“nya akan mengecil/memendek.
2.3.
Alat Gali Muat Angkut
Alat gali muat angkut merupakan salah satu alat PTM yang dapat mengerjakan
tiga pekerjaan yaitu dalam satu alat, namun memiliki prinsip kerja yang berbeda
– beda pada tiap – tiap alat.
2.3.1.
Bucket Wheel Excavator (BWE)
BWE adalah suatu alat penggali yang terdiri dari
roda yang besar dan pada roda tersebut dipasang beberapa bucket yang berfungsi
untuk menggali material sewaktu roda tersebut dipasang beberapa bucket yang
berfungsi untuk menggali material sewaktu roda tersebut berputar menunjam pada
material yang akan digali. Material yang suah berada pada bucket kemudian
ditumpahkan ke dalam “belt conveyor” yang akan meneruskan memindahkan material
– material tadi untuk diangkut sementara menjadi “pile” atau dimuatkan ke alat
angkut (truck).
A. Alat – alat pendukung keserasian kerja BWE
1.
Belt wagon
Berfungsi
sebagai alat penghantar material yang digali BWE dan ditransport ke conveyor
excavating melalui hopper car yang digerakkan oleh cable reel car sehingga
berfungsi untuk memperpanjang jangkauan Bwe.
2.
Hopper car
Merupakan
unit penerima material dari belt wagon dan selanjutnya dimasukkan ke conveyor
excavating. Alat ini berupa corong yang digerakkan oleh cable reel car sehingga
dapat maju sesuai dengan gerak BWE.
3.
Cable reel car
Merupakan
rangkaian unit yang berfungsi sebagai tempat menggulung maupun mengulur kabel
agar hopper car dapat bergerak maju atau mundur sepanjang belt conveyor sesuai
dengan arah penggalian sehingga material tepat jatuh pada belt conveyor.
4.
Conveyor shunting
Merupakan
pengangkut material yang dapat digeser sesuai dengan jalur mana material yang
akan ditimbun.
5.
Conveyor
excavating
Merupakan
conveyor pengangkut material yang telah digali BWE pada daerah penggalian dan
melalui belt wqgon serta hopper car untuk dibawa ke conveyor shunting
6.
Conveyor
distribution point
Merupakan
suatu tempat yang berfungsi untuk pendistribusia material yang diangkut. Jika
yang diangkut adalah tanah maka akan didistribusikan ke conveyor dumping dan
bila yang diangkut adalah batubara maka akan didistribusikan ke conveyor coal.
7.
Conveyor
dumping
Merupakan
conveyor yang berfungsi untuk mengangkut tanah menuju ke spreader.
8.
Coal conveyor
Merupakan
conveyor untuk mengangkut batubara ke stockpile yang diterima langsung dari
conveyor distribution point.
9.
Stacker
reclaimer
Merupakan
alat yang berfungsi untuk menimbun dan mengambil material yang ada di stockpile
serta mempunyai kemampuan untuk melayani dua buah BWE.
10. Spreader
Berfungsi
untuk menyebarkan tanah yang diterima dari conveyor dumping ke tempat
penimbunan.
11. Tripper car
Berfungsi
sebagai pembawa kabel supply power untuk spreader sekaligus sebagai penghubung
antara coveyor dumping dengan ban satu pada spreader.
B. Sistem operasi dan Penggalian
1.
High cut
Adalah
penggalian blok penambangan dimana posisi BWE, belt wagon, danconveyor
excavating berada pada elevasi latar gali (plannum) yang sama dengan pemotongan
jenjang ke atas maupun rata dengan elevasi latar gali BWE. Ketinggian optimum
penggalian 12 m dan maksimum 15 m.
2.
High step
Adalah
penggalian blok penambangan dengan posisi latar gali BWE lebih tinggi dari
posisi latar gali belt wagon dan conveyor excavating sedangkan latar gali belt
wagon dan conveyor excavating berada pada ketinggian yang sama. Beda tinggi BWE
dengan belt wagon dan conveyor excavating maksimum 6 m.
3.
Deep step
Adalah
penggalian blok penambangan dengan posisi BWE berada pada latar gali yang lebih
rendah dari posisi belt wagon dan conveyor excavating dimana latar gali belt
wagon dan conveyor excavating memiliki ketinggian elevasi yang sama. Beda
ketinggian BWE dengan conveyor excavating maksimum 6 meter.
4.
Double deep
step
Adalah
penggalian blok penambangan dimana posisi latar gali BWE berada dua jenjang
dibawah conveyor excavating dengan beda masing – masing ketinggian maksimum 6
meter. pola penggalian ini dulakukan untuk menghindari seringnya dilakukan
conveyor excavating.
2.3.2.
Scrapper
Merupakan salah satu alat PTM yang dapat bekerja
sebagai alat gusur (bulldozer), alat muat (loader), dan alat angkut (truck) dan
sebagai alat menumpahkan muatan hasil gusuran / galian dengan scrapper tetap
dalam keadaan berjalan.
Dalam memilih apakah akan digunakan scrapper atau
kombinasi alat lain terlebih dahulu dilihat dari keadaan lapangan tempat alat
bekerja.
A. Macam – macam scrapper
1.
Scrapper yang
dilengkapi motor penggerak
a.
Crawler
tractor pulled scraper
Keuntungan :
§ Diperoleh traction yang tinggi
§ Diperoleh drawbar pul yang besar
§ Dapat bekerja pada medan kerja yang jelek
§ Sangat baik untuk jarak kerja yang pendek
§ Dalam pekerjaan scraping tidak memerlukan bantuan
bulldozer
Kerugian :
§ Tidak dapat berjalan dengan kecepatan tinggi
§ Lamban kerjanya
b.
Wheel tractor
pulled scrapper, terdiri dari
§ Single engine
§ Twin engine
§ Two bowl tandem
§ Multibowl multiengine all wheel electric drive
§ Elevating scrapper
2.
Scrapper
tanpa motor penggerak (trailer model)
B. Cara kerja
Scrapper
menggusur dan memuat material galian dengan cara :
1.
Sewaktu
scrapper bergerak / berjalan, bowl diturunkan sampai cutting edge menancap pada
material yang akan digali dan appron dinaikkan sehingga material hasil gusuran
dapat masuk ke dalam bowl
2.
Ejector
ditarik dampai ke sisi belakang bowl untuk memberi ruang keleluasaan material
hasil gusuran masuk ke dalam bowl.
3.
Setelah bowl
penuh (scrapper tetap dalam keadaan berjalan), bowl diangkat bersamaan dengan
cara menurunkan appron
4.
Scrapper
penuh muatan hasl gusuran menuju ke suatu tempat yang memerlukan penebaran /
penumpahan hasil gusuran.
5.
Pada tempat
ang diinginkan material hasil gusuran dikeluarkan atau ditumpahkan dengan cara
bowl tetap terangkat, scrapper tetap berjalan, appron dinaikkan sehingga slot
dibagian dasar bowl terbuka dan ejector digerakkan dari sisi belakang bowl
menuju ke depan sampai isinya keluar habis.
2.3.3.
Kapal Keruk (Dredge)
Kapal keruk adalah suatu pontoon yang mengapung di
atas permukaan air dan dilengkapi dengan alat – alat gali untuk menggali
lapisan tanah atau endapan bijih yang berada di bawah air, juda dilengkapi
dengan peralatan pencucian dan konsentrasi untuk mencuci dan memisahkan mineral
berharga dari waste yang didapat dari hasil penggalian alat – alat gali,
semuanya tadi digerakkan oleh tenaga motor listrik atau tenaga diesel.
A. Macam – macam kapal keruk
Macam
kapal keruk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung pada :
1.
Alat dan cara
penggaliannya
a.
Kapal keruk
mangkok (ladder dredge)
Alat
ini banyak digunakan pada pertambangan alluvial (alluvial mining) dengan
pengoperasiannya adalah demikian :
§ Bucket atau ember – ember yang terpasanag pada
digging ladder bergerak mengelilingi digging ladder dari atas ke bawah. Waktu
mangkok bergerak naik, maka menggeruk lapisan tanah yang berada di bawah
permukaan air. Begitu juga rangkaian ember-2 yang lain terus bergerak ke atas.
Setelah sampai ujung digging ladder bagian atas ember-2 berbalik arah ke bawah,
bersamaan dengan membaliknya ember tersebut dan isi muatan dalam ember (hasil
penggarukan) jatuh ke dalam “sluice box” yang meneruskan hasil penggerukan ke
peralatan pencucian dan peralatan konsentrasi.
§ Dari sluice box masuk ke revolving screen, over
size keluar melalui chutte, under size masuk ke alat pencucian dan konsentrasi
§ Over size dari screen dibuang ke belakang kapal
keruk melalui belt conveyor yang dipasang pada stacker.
b.
Kapal keruk
hisap (hydraulic dredge)
Pengerukan
dengan jenis kapal keruk ini dilakukan dengan cara pipa hisap yang ujung
bawahnya dilengkapi dengan alat fali yang berputar menggerus/memotong permukaan
endapan yang berada di bawah kapal, kemudian hasil gerusan tadi langsung
dihisap dan disalurkan lewat pipa hisan diteruskan ke peralatan pencucian dan
peralatan konsentrasi.
Peralatan pencucian dan konsentrasi
bisa berada di satu kapal tersebut, namun bisa juga berada di kapal lain yang
berada di belakang kapal keruk hisap atau malah ada yang berada di darat. Ini
bergantung pada lokasi penggalian kapal keruk apabila kapal keruk hisap
merupakan kapal keruk darat maka peralatan pencucian dan konsentrasi
ditempatkan di darat.
c.
Kapal keruk
backhoe/dipper (shovel dredge atau dipper dredge)
Adalah
kapal keruk yang perlengkapan alat gali / keruknya berupa bucket yang
dipasangkan pada suatu frame atau pada suatu roda. Bucket yang dipasangkan pada
ujung frame biasa disebut dipper dan cara menggalinya mirio dengan backhoe atau
dengan shovel, sehingga cara bekerja dipper dredge ini tidak dapat menerus.
Namun apabila bucketnya dipasangkan pada roda, cara bekerja menggeruk dapat
menerus. Kapal keruk yang demikian disebut “Bucket wheel (hydraulic) dredge”.
d.
Kapal keruk
grab (grab dredge)
Kapal
keruk grab adalah pontoon yang diperlengkapi dengan boom dimana pada boom ini
dilengkapi grab equipment atau clam shell. Grab ini dipasang pada cable melalui
sheave block pada ujung boom yang melalui pengaturan cabin, grab, atau clam
shell dapat diangkat atau diturunkan. Kapal keruk grab ini biasanya
dipergunakan untuk memperdalam pelabuhan / pantai atau dasar sungai sehingga
kapal barang atau kapal niaga dapat melalui alur sungai dengan aman.
2.
Lokasi
penggaliannya
a.
Kapal keruk
darat
Ialah
kapal yang operasi penggarukannya dekat dengan darat, misal sungai atau pada
daerah rawa atau pada danau – danau. Umumnya ukuran kapal keruknya kecil (kapal
keruk backhoe/dipper dan kapal keruk grab)
b.
Kapal keruk
laut
Ialah
kapal keruk yang beroperasi di perairan laut/luas. Ukuran kapalnya besar dan
kapalnya diberi penahan angin (angin laut). Kapal keruk ini memerlukan
keleluasaan yang lebih luas agar dapat bermanuver dengan aman.
3.
Berdasarkan
konstruksinya
a.
Kapal
dismountable
Ialah
kapal keruk yang konstruksi pontoonnya dapat dirangkai (dipasang dan dilepas
untuk ditambah dengan segmen pontoon lain). Ini dimaksudkan untuk menyesuaikan
dengan area perairan dimana kapal tersebut akan bekerja. Umumnya kapal keruk
darat merupakan kapal keruk dismountable.
b.
Kapal non
dismountable
Ialah
kapal keruk yang konstruksi pontoonnya tidak dapat dirubah – rubah. Kapal keruk
laut biasanya merupakan kapal keruk non dismountable.
2.4.
Alat Angkut
Alat angkut merupakan alat suatu PTM yang berfungsi untuk melakukan
kegiatan – kegiatan dalam pengangkutan.
2.4.1.
Truck
Truck digunakan untuk melakukan pekerjaan
mengangkut material – material berupa tanah, agregat (bogkahan – bongkahan),
batuan (rock), bijih (ore), batubara (coal), dan material – material lain.
Hampir semua jenis truck membutuhkan kondisi jalan yang baik dan teratur dengan
tanjakan yang tidak terlalu curam agar dapat beroperasi dengan baik.
A. Macam truck dan spesifikasinya
Klasifikasi
atau macam truck didasarkan pada :
1.
Ukuran dan
tipe mesinnya : gasoline, diesel, buane, propane
2.
Jumlah gear
yang dimiliki
3.
Jumlah roda
yang langsung digerakkan oleh mesin : 2 roda, 4 roda, dan 6 roda
4.
Jumlah
susunan sumbu dan roda penggeraknya : single axle dual wheel
5.
Metode
penumpahan muatan : rear dump, side dump, bottom dump truck
6.
Macam
material yang diangkut : earth, rock, ore, coal
7.
Kapasitas
truck (dinyatakan dalam ton atau cu yd)
8.
Sumber tenaga
gerak untuk penumpahan muatan pada rear/side/bottom/dump truck : hydraulic,
cable
B. Macam – macam truck :
1.
20 ton single
axle dual wheel rear dump truck
2.
2 axle rear
dump
3.
3 axle rear
dump
4.
2 axle bottom
dump
Apabila truck yang dibeli untuk maksud/keperluan
yang fleksibel maka yang dibeli adalah jenis yang sedemikian rupa sesuai dengan
macam dan medan kerja. Truck jenis ini bisa dipakai untuk mengangkut berbagai
macam material. Bentuk badannya (bak) sedemikian rupa sehingga material yang
diangkut sewaktu diangkut harus bisa tumpah sendiri dengan mudah. Misalnya
truck yang akan dipakai untuk mengangkut “wet clay” atau material sejenis, maka
bentuk baknya tidak boleh ada suut – sudut yang tajam, jika truck yang akan
dipakai untuk mengangkut batuan dari kuari, maka ukuran bak harus mempunyai
kemiringan pada sisinya.
2.4.2.
Belt Conveyor
Adalah alat angkut yang bisa dipakai untuk jarak
pendek (<50 feet), sehingga biasa disebut “belt loader” atau “belt dumper”
namun bisa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh (>1500 meter). bahkan
sekarang sudah ada belt conveyor sebagai “transportation equipment” untuk jarak
jauh yang melebihi 20 mile (30km).
Biasanya belt conveyor dipilih apabila tonase
material yang akan diangkut per satuan waktu adalah besar.
Material – material yang bisa diangkut dengan belt
conveyor adalah adalah : tanah (earth), pasir, kerikil (gravel), “crushed
stone” , bongkah – bongkah bijih hasil penambangan, semen dan adonan beton
(concrete).
Belt conveyor merupakan alat angkut jenis menerus
(continous) dalam mengangkut material dengan kecepatan angkut yang cukup
tinggi, sehingga belt conveyor memiliki kapasitas kemampuan angkut yang besar
pula.
Kadang – kadang belt conveyor didesain tidak untuk
mengangkut dengan tujuan untuk memperoleh kapasitas yang besar tetapi didesain
untuk dapat memberi umpan kontinyu.
Belt conveyor yang demikian disebut “feeder belt
conveyor” yang sangat diperlukan pada kegiatan kerja “processing plant”.
A. Macam – macam belt conveyor
Belt
conveyor yang dipergunakan untuk mengangkut/memindahkan material yang sangat
dekat dan bisa dipindah-pindahkan disebut “Portable conveyor”.
Portable conveyor memiliki panjang antara 33 – 60
feet dengan lebar belt 18 in, 24 in dan ada yang berukuran 30 in.
Belt
conveyor jenis “portable” ini dilihat dari tipe”mounting”-nya ada 6 macam,
yaitu :
1.
Portable
conveyor tipe “mast truck mounting with power hoist”
2.
Portable
conveyor tipe “v truck mounting with hydraulic host”
3.
Portable
conveyor tipe “horizontal 4 caster”
4.
Portable
conveyor tipe “horizontal 4 wheel or caster adjustable discharge height”
5.
Portable
conveyor tipe “rigid axle 4 wheel for shuttle instalation”
6.
Portable
conveyor tipe “two wheel mounting”
2.4.3.
Lori Gantung (Cable Way)
Adalah
“flexible cable” dimana diatasnya merupakan tempat menggantung / berjalan suatu
“cage carriage”. Tegangan maximum dari kabel terjadi pada penyangga (support)
pada saat carriage berada di tengah – tengah rentangan kabel.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari peulisan makalah ini, antara lain :
1.
Alat gusur
adalah alat mekanis yang berfungsi untuk menggusur atau meratakan lahan pada
tanah dengan menggunakan gaya dorong (contoh : Bulldozer dan Ripper)
2.
Alat gali
muat adalah alat mekanis yang bekerja dalam kegiatan penggalian dan
memuatkannya ke alat angkut (contoh : power shovel, loader, backhoe, dan
dragline)
3.
Alat gali
muat angkut adalah alat yang dapat melakukan tiga pekerjaan sekaligus yaitu
penggalian, pemuatan, dan pengangkutan (contoh : Bucket Wheel Excavator,
scrapper, dan kapal keruk)
4.
Alat angkut
adalah alat mekanis yang bekerja dalam kegiatan pengangkutan (contoh : truck,
belt conveyor, dan lori gantung)
3.2.
Saran
Adapun
saran yang dapat diambil :
Perlu ditingkatkan kehadiran para mahasiswa dan dosen agar proses belajar
mengajar menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar